Ali Mochtar Ngabalin : Takdir Membuat Kita Berbeda Tapi Kasih Yang Menyatukan

Ali Mochtar Ngabalin dan Pengurus PMKIT
 UNGKAP86.com, Jakarta - Ali Mochtar Ngabalin Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden  RI menyampaikan orasi pada Focus Group Discussion (FGD) menyambut 165 tahun pekabaran injil masuk Tanah Papua Perspektif masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. FGD dihelat oleh Persatuan Masyarakat Kristen Indonesia Timur (PMKIT) pada Sabtu (01/02/2020) di Hotel Marcopolo Jl. Cik Ditiro Jakarta Pusat.

Dalam orasinya Dr. Ali Mochtar Ngabalin MA  menjelaskan, peran agama sangat strategis dalam menciptkan situasi yang damai dan tentram. Karna agama itu mengajarkan kedamaian, kasih, dan persaudaraan. Ali Mochtar Ngabalin berkata "Takdir yang membuat kita berbeda tapi kasih yang mempersatukan kita" disambut tepuk tangan peserta FGD.

Ali Mocthar Ngabalin  sebagai dewan penasehat PMKIT hadir menyampaikan orasi kebangsaan dan memberikan pengarahan-pengarahan agar FGD PMKIT melahirkan buah pikiran yang cemerlang dan rekomendasi agar disampaikan pada Presiden dan berdampak pada kedamaian dan kesejahteraan masyarakat Papua.

Sempat Viral terkait statusnya sebagai penasehat di PMKIT, Ali Mocthar Ngabalin pertegas bahwa dirinya memang penasehat di organisasi besutan masyarakat Kristen Indonesia Timur itu.

Lebih lanjut Ngabalin sepakat bahwa peningkatan peran injil di Papua harus ditingkatkan. Injil sangat berperan dalam menumbuhkan dan menciptakan masyarakat yang damai dan beradab bagi masyarakat kristen yang ada ditanah Papua.

"Indonesia tanpa Papua bukanlah Indonesia. Kehidupan umat beragama di Papua memiliki sejarah yang sangat baik meski berbeda-beda agama. Kedepan kita berharap hidup rukun sesama anak bangsa dalam bingkai keIndonesian di Tanah Papua semakin baik lagi" terang Ngabalin.

"Pengamalan pengajaran agama merupakan poin paling penting bagi setiap orang, terlepas dari agama apapun itu, bahwa pengamalan itu adalah output dari agama itu sendiri" ucap Ngabalin.

"Indonesia itu Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Semua masyarakat Indonesia mengakui kehadiran Tuhan yang Maha Esa dalam setiap hidup manusia" Tegas Ngabalin.

Ali Mochtar Ngabalin dan Pengurus PMKIT
Ngabalin mengatakan bahwa setiap agama yang berbeda merupakan takdir yang ditetapkan oleh Tuhan, tetapi "kasih" lah yang mempersatukan kita. Meski kita berbeda dalam banyak hal, tetapi mustahil kita tak ketemu dalam satu hal, mustahil kita tak bisa bersahabat.

Ali Mocthar Ngabalin, yang juga Ketua Umum Badan Kordinasi Mubaligh Seluruh Indonesia (BAKOMUBIN) menjelaskan betapa pintarnya dan betapa bijaksananya para pendiri bangsa ini menghapuskan 7 kalimat yang menjadi cikal bakal dari sila pertama Pancasila saat ini, semua itu dilakukan demi mempertahankan Kesatuan Negara Republik Indonesia.

"Semua agama yang berbeda-beda dipertemukan dalam satu payung besar bersama yaitu Pancasila. Itu artinya kita bertemu pada satu titik yang sama, kita harus mencari persamaan diantara kita, jangan mencari-cari perbedaan diantara kita" tegas Ngabalin.

Dewan Pembina PMKIT, Louis Pakaila menyampaikan bahwa Fokus Group Discussion dilaksanakan sebagai bentuk kontribusi nyata PMKIT bagi Papua yang juga merupakan bagian dari Indonesia Timur.

Louis Pakaila mengatakan bahwa peran injil sangat penting sebagai dasar perilaku dan sikap bagi masyarakat Papua. Apabila Injil di implementasikan dengan benar maka Tanah Papua akan damai dan tentram.

"Peran Gereja, peran para penginjil ditanah Papua harus kita perkuat dan dukung, guna menciptakan masyarakat yang menghayati firman-firman Tuhan sebagai pedoman dalam kehidupan" ucap Louis Pakaila.

Ketua Umum PMKIT, Pdt Wilhelmus Latumahina menyampaikan, FGD dilakukan guna menampung beberapa pendapat para Tokoh-tokoh Papua, akademisi dan penginjil ditanah Papua yang kompeten dalam pemahaman mengenai Papua.


"FGD dilakukan sejalan dengan akan diperingatinya hari masuknya injil di Tanah Papua pada 5 Februari mendatang di Manokwari, Papua" ucap ketum PMKIT.

FGD yang berlangsung di Hotel Marcopollo, Jl. Teuku Cik Ditiro, Jakarta dihadiri 26 orang peserta dan pembicara. FGD diawali dengan ibadah dan sambutan-sambutan dan dilanjutkan sesi tertutup FGD. Hadir dan memberikan masukan Anti Sulaiman kepala Pusat Studi Papua-UKI, Frederik J. Pinakunary, Dr. Pdt. Ferry Haurissa, dll.




0 Response to "Ali Mochtar Ngabalin : Takdir Membuat Kita Berbeda Tapi Kasih Yang Menyatukan"

Posting Komentar