UNGKAP86.com, Jakarta - Mendengar adalah salah satu pekerjaan yang tidak mudah perlu kesabaran, namun dari mendengar manusia akan.lebih bijak lagi dalam memberikan pendapatnya, buah pikirnya dalam suatu persoalan. Mendengarkan pandangan dan pendapat peluang akan hadirnya kembali Partai Kristen pada Pemilu 2024 dari para pendiri partai kristen dan katolik sangatlah dinantikan. Mengapa partai kristen hilang dari kancah politik di Indonesia.
Pada Webinar yang IX kalinya Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA Indonesia) menggelar Diskusi Daring, Hari Jumat (04/06/2020). Pada diskusi kali ini, peserta diajak untuk mendengar pernyataan, masukan, kritik dan harapan dari beberapa prespektif para senior mengenai peluang Partai Kristen di pemilu 2024. Dipandu oleh Ricardo Marbun Jurnalis Pewarna Indonesia, diskusi yang berlangsung dua jam.
Roy Rening membuka diskusi mengatakan "Bicara peluang, tentu dimulai dari teologis yang dalam. Jadi garam dan terang. Termasuk dalam kenegaraan, umat Kristen harus menjadi garam dan terang. Memperjuangkan aspirasi, tidak sekadar menitipkan. Kita harus terlibat aktif " ungkapnya.
Roy Rening mantan Ketum PKDI itu melanjutkan "Landasan sosiologi, umat Kristen merupakan bagian integral dari negara ini. Dalam sejarah, mulai dari Parkindo hingga Orde Baru, Reformasi, selalu ada peran dalam perpolitikan"
"Sehingga, apa yang digagas Pewarna ini selalu ada kemungkinan. Bisa. Umat Kristen 25-30 juta, artinya kita punya basis suara. Persoalannya apakah mampu membangun konsolidasi umat Kristen. Kalau ini jadi, kita akan turut dalam perjuangan sejarah ke depan" terangnya
Roy Rening menutuppnya dengan mengatakan "Strategi politik, cerdik seperti ular tulus seperti merpati. Kalau bisa hanya satu parpol Kristen"
Japarlin Marbun mantan Ketum GBI mengatakan " Sudah lama menanti-nantikan parpol Kristen. ternyata, aspirasi kita tak bisa menitipkan aspirasi masyarakat Kristen. Boleh namanya Kristen, boleh nasionalis. Tapi semua isinya "Kristen". Persoalannya, selama ini nggak ada diregen. Kita hanya berjuang sendiri sendiri. Akhirnya, hasilnya nggak kelihatan di lapangan. Punya visi yang jelas, orang.orang nya juga punya visi yang jelas. Saya rasa warga gereja juga sedang menunggu itu, apalagi potensi pengetahuan dan finansial sangat besar. Perlu digagas secara serius mulai sekarang supaya kita dapat calon valon pejuang" terangnys.
Melen mengatakan :Peluang sangat besar karena sudah banyak umat yang menantikan. Apalagi dalam beberapa Pemilu tidak ada parpol Kristen. Tambahan suara bisa dari Budha, Hindu, dan Konghucu. Saat inilah waktu membentuk satu partai Kristen yang bersifat terbuka supaya kita mampu memenuhi persyaratan. Kita duduk bersama. Jangan ada tarik menarik kepentingan yang justru merugikan Kristen" terangnya.
Seto Haryanto Ketum PDKB mengatakan "Dewasa ini, kalau kita kalau membangun dan memelihara partai intinya adalah uang, uang, uang. Parpol sekarang cari setoran uang dari caleg atau calon kepala daerah. problem kita juga sistem proporsional terbuka" ungkapnya.
Seto melanjutkan "Kalau parpol kristen, yang perlu diperhatikan soal umat Kristen sudah menyebar ke partai partai lain. Apakah kita masih punya kader yang rela memberikan dirinya. Contohnya pengalaman habisnya PDS dan PDKB. Ya, dari sisi modal kuat, tapi apakah kita satu dan punya ketulusan? Jangan terbuka. Kristen, ya, Kristen" tegasnya.
Seto menutup pembicaraannya "Jangan lupa, bangsa kita menghendaki penyerderhanaan parpol. Pernah dihubungi untuk menghidupkan lagi PDS. Kalau mau, mari hidupkan yang sudah ada" ungkapnya.
Ruyandi Hutasoit mengatakan PDS sudah siap krmbali ikut pada Pemilu 2024, tinggal.menunggu waktu yang tepat mengumumkannya dan akan akan menggabungkan kader tua dan muda, jika tidak memiliki visi dari Tuhan jangan coba coba membangun partai kristen, terangnya.
Thony Ermando yang mewakili DPP PEWARNA Indonesia mengatakan "
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Menurut pendapat saya yang saat ini berjuang banyak untuk kelompok minoritas adalah SETARA INSTITUT bukannya kader2 Kristiani yang ada di Partai Politik bukan partai Kristen karena MATI SURI.
Mari kita flasback wajah SUMUT diawal Februari, Heboh Save Babi, sepertinya para politisi Kristiani Haram membahasnya disenayan Kenapa? Karena Platform Partaikah" ungkapnya
Selanjutnya mengatakan "Kemudian dibulan puasa Sumut Heboh lagi dengan diabrak abriknya LAPO yang menjadi sumber hidup masyarakat Batak Toba dan banyak juga lapo BPK, yang hampir setiap Ramadhan ditahun sebelumnya tidak bermasalah. Belum lagi banyak tekanan dgn terhadap pendirian tempat ibadah, kebijakan kebijakan yang tidak setara. Perlukah Partai wajah Baru Kristiani didirikan jawaban saya PERLU, soal menang dan kalah itu biasa dalam kompetisi, yang terpenting perjuangan menuju Kesetaraan harus diperjuangkan" ungkapnya.
0 Response to "Dari Perspektif Para Senior Apakah Pantas Partai Kristen di 2024"
Posting Komentar